Klo lw 'gak bisa di ajak curhat, jangan baca posting ini ok? (sok amat)
Mungkin, kalau kamu baca blog ini dari awal posting sampai disini, kamu udah berkali-kali membaca bahasan tentang cinta. Sejujurnya, saat ini gw nggak bisa menyembunyikannya secara terus menerus, apalagi membiarkannya hinggap dalam pikiran (baca:hati) gw. Kenapa? Karena gw, sampai saat ini telah mendapat satu pelajaran yang nggak bisa di elakkan, dan ini adalah kesimpulan gw selama ini, kalau ternyata:
Menahan cinta itu lebih sakit dari pada keseleq durian jatoh
Ini mungkin berarti (mungkin lw ‘dah tw apa yang akan gw tulis), gw nggak bisa (sekallagi) menyembunyikannya, kalau akhir-akhir ini gw merasakan satu gejolak jiwa yang dahsyat. Gejolak jiwa yang selalu mempengaruhi pikiran lw, juga mempengaruhi gerak-gerik hidup lw. Singkatnya, saat ini gw:
JATUH CINTA !!
Mungkin kedengeran lucu ditelinga lw kalau gw berbicara langsung. Tapi, itulah kenyataannya. Ini pertamakalinya –dalam hidup gw- mengalami satu rasa yang sangat kompleks di bagian terdalam dari hati gw. Bayang-bayang dia selalu hadir dipikiran gw, dimanapun, kapanpun, dan saat gimanapun juga. Tapi, gw tau, cinta adalah satu hal yang fitrah dari dalam diri seorang manusia. Dan sebenerya, cinta akan membahagiakan hidup lw, membuat lw terasa nyaman, bersemangat, dan memberikan kekuatan yang besar. Tapi, nggak jarang manusia terjerumus (konon katanya) karena cinta. Tapi menurut gw, itu satu hal yang salah! Itu berarti, dia belum bisa mengendalikan cinta –walau gw tw, itu satu hal yang sangat sulit- memang, kita sudah banyak melihat dampak cinta yang telah menjerumuskan hidup seseorang. Tapi masalahnya adalah: bagaimana kita mengelola cinta, bukan malah dikendalikan (baca : dibegoin) cinta.
Dan bentuk dari cinta, menurut gw adalah tergantung dari dalam diri seseorang yang sedang jatuh cinta tersebut-latar belakangya, prinsip hidup, juga sudut pandang dia terhadap cinta. Jadi, cinta itu adalah satu hal yang universal, nggak bisa diartikan atau dimaknai dalam satu kalimat yang pasti. Dan selengkapnya tentang ini, lw bisa baca tulisan gw disini.
Ok, sekarang gw akan memberikan salahsatu ilustrasi, bagaimana prinsip, sudut pandang seseorang bisa mempengaruhi jalan pikirannya.
Iniini sebuah kisah fiksi dalam melodrama layar lebar peraih piala oscar yang berjudul “Life is Beautiful” yang bertutur kisah dengan latar belakang perang dunia kedua. Roberto Benigi, pemeran ayah dari seorang anak kecil berusia tujuh tahun. Istrinya, diperankan Nicolleta Braschi, dipisahkan Nazi dari suaminya. Benigi dan anaknya menjadi tawanan tentara Nazi Jerman di kamp konsentrasi di
Pada suatu malam yang sangat dingin, dimana pakaian tidak memadai, serta kekurangan makanan, anaknya mulai merasakan penderitaan dan kebosanan yang amat sangat. Sang anak ingin menghentikan permainan tersebut dan berkata: “Gw tidak mau melanjutkan permainan ini.” Benigi merasakan perasaan sang anak. Lalu dengan wajah sedih dan memelas Benigi berkata kepada sang anak: “Baiklah kita menyerah kalah, mari kita hentikan permainan ini,” sambil membereskan pakaian dan perlengkapan yang dimilikinya, yaitu selimut kumal, baju kotor, dan sepatu bututnya. Kemudian Benigi berjalan gontai kearah pintu keluar kamar sambil berkata lirih kepada sang anak: “Kita kalah..., dan hadiah sebuah tank akan diambil oleh orang lain.” Sang anak menatap ayahnya dan tiba-tiba berseru: “ Tidak ayah, gw ingin memenangkan permainan ini dan mendapatkan hadiah sebuah tank!”
Pada suatu saat sang anak bertanya kepada sang ayah setelah mendengar berita dari temannya, Gianluca dan Bartolomeo, bahwa penghuni di kamp konsentrasi ini akan dibakar hidup-hidup di dalam oven dan kemudian menjadi bahan pembuat kancing dan sabun! Benigni tercenung lalu menjawab dengan jenaka : “Masak sih temanmu si Gianluca dan Bartolomeo akan dijadikan bahan pembuat kancing dansabun? Kalau begitu mari kita cuci tangan dengan sabun yang terbuat dari Gianluca.” Kemudian Benigni mencopot salah satu kancing bajunya dan menjatuhkannya ke lantai dingin dan kotor seraya berkata : “Lihat, si Bartolomeo jatuh.” Sang anak tertawa.
Seatu hari tiba-tiba pasukan Jerman melakukan pembunuhan massal di kamp konsentrasi tersebut, setelah mengetahui bahwa pasukan sekutu akan menguasai
Ok, jadi dari kisah itu, trentu lw ‘dah ngerti ‘
Dan gw pernah membaca sebuah hadits : “ bila seseorang mencintai, hendaklah ia menyatakan cintanya itu kepadanya” H.R abu daud. Dan dari situ, mungkin gw bisa mengambil sebuah keputusan sekaligus menjawab pertanyaan gw : Apa yang harus gw lakukan? Dan jawabannya adalah : gw harus menyatakan perasaan gw kepada dia, apapun jawabannya, apapun responnya,gw nggak peduli. Yang gw mau Cuma satu : dia tahu apa yang gw rasakan, nggak lebih! Tapi gw harus menunggu waktu yang tepat. Dan mungkin,




0 Komentar:
Posting Komentar