20 Juli 2007

Once Upon a Time in My Life


Klo lw 'gak bisa di ajak curhat, jangan baca posting ini ok? (sok amat)


Mungkin, kalau kamu baca blog ini dari awal posting sampai disini, kamu udah berkali-kali membaca bahasan tentang cinta. Sejujurnya, saat ini gw nggak bisa menyembunyikannya secara terus menerus, apalagi membiarkannya hinggap dalam pikiran (baca:hati) gw. Kenapa? Karena gw, sampai saat ini telah mendapat satu pelajaran yang nggak bisa di elakkan, dan ini adalah kesimpulan gw selama ini, kalau ternyata:

Menahan cinta itu lebih sakit dari pada keseleq durian jatoh

Ini mungkin berarti (mungkin lw ‘dah tw apa yang akan gw tulis), gw nggak bisa (sekallagi) menyembunyikannya, kalau akhir-akhir ini gw merasakan satu gejolak jiwa yang dahsyat. Gejolak jiwa yang selalu mempengaruhi pikiran lw, juga mempengaruhi gerak-gerik hidup lw. Singkatnya, saat ini gw:

JATUH CINTA !!

Mungkin kedengeran lucu ditelinga lw kalau gw berbicara langsung. Tapi, itulah kenyataannya. Ini pertamakalinya –dalam hidup gw- mengalami satu rasa yang sangat kompleks di bagian terdalam dari hati gw. Bayang-bayang dia selalu hadir dipikiran gw, dimanapun, kapanpun, dan saat gimanapun juga. Tapi, gw tau, cinta adalah satu hal yang fitrah dari dalam diri seorang manusia. Dan sebenerya, cinta akan membahagiakan hidup lw, membuat lw terasa nyaman, bersemangat, dan memberikan kekuatan yang besar. Tapi, nggak jarang manusia terjerumus (konon katanya) karena cinta. Tapi menurut gw, itu satu hal yang salah! Itu berarti, dia belum bisa mengendalikan cinta –walau gw tw, itu satu hal yang sangat sulit- memang, kita sudah banyak melihat dampak cinta yang telah menjerumuskan hidup seseorang. Tapi masalahnya adalah: bagaimana kita mengelola cinta, bukan malah dikendalikan (baca : dibegoin) cinta.

Dan bentuk dari cinta, menurut gw adalah tergantung dari dalam diri seseorang yang sedang jatuh cinta tersebut-latar belakangya, prinsip hidup, juga sudut pandang dia terhadap cinta. Jadi, cinta itu adalah satu hal yang universal, nggak bisa diartikan atau dimaknai dalam satu kalimat yang pasti. Dan selengkapnya tentang ini, lw bisa baca tulisan gw disini.

Ok, sekarang gw akan memberikan salahsatu ilustrasi, bagaimana prinsip, sudut pandang seseorang bisa mempengaruhi jalan pikirannya.

Iniini sebuah kisah fiksi dalam melodrama layar lebar peraih piala oscar yang berjudul “Life is Beautiful” yang bertutur kisah dengan latar belakang perang dunia kedua. Roberto Benigi, pemeran ayah dari seorang anak kecil berusia tujuh tahun. Istrinya, diperankan Nicolleta Braschi, dipisahkan Nazi dari suaminya. Benigi dan anaknya menjadi tawanan tentara Nazi Jerman di kamp konsentrasi di Auschwitz. Mereka sudah tidak lagi memiliki kebebasan, hidup dalam suatu kawasan yang dilingkari kawat berduri dan dijaga ketat pasukan Nazi bersenjata lengkap, serta anjing pemburu yang ganas. Namun Benigi “mengkondisikan” anaknya dengan mengatakan bahwa mereka sedang bermain perang-perangan, sehingga anaknya termotivasi untuk menang.

Pada suatu malam yang sangat dingin, dimana pakaian tidak memadai, serta kekurangan makanan, anaknya mulai merasakan penderitaan dan kebosanan yang amat sangat. Sang anak ingin menghentikan permainan tersebut dan berkata: “Gw tidak mau melanjutkan permainan ini.” Benigi merasakan perasaan sang anak. Lalu dengan wajah sedih dan memelas Benigi berkata kepada sang anak: “Baiklah kita menyerah kalah, mari kita hentikan permainan ini,” sambil membereskan pakaian dan perlengkapan yang dimilikinya, yaitu selimut kumal, baju kotor, dan sepatu bututnya. Kemudian Benigi berjalan gontai kearah pintu keluar kamar sambil berkata lirih kepada sang anak: “Kita kalah..., dan hadiah sebuah tank akan diambil oleh orang lain.” Sang anak menatap ayahnya dan tiba-tiba berseru: “ Tidak ayah, gw ingin memenangkan permainan ini dan mendapatkan hadiah sebuah tank!”

Pada suatu saat sang anak bertanya kepada sang ayah setelah mendengar berita dari temannya, Gianluca dan Bartolomeo, bahwa penghuni di kamp konsentrasi ini akan dibakar hidup-hidup di dalam oven dan kemudian menjadi bahan pembuat kancing dan sabun! Benigni tercenung lalu menjawab dengan jenaka : “Masak sih temanmu si Gianluca dan Bartolomeo akan dijadikan bahan pembuat kancing dansabun? Kalau begitu mari kita cuci tangan dengan sabun yang terbuat dari Gianluca.” Kemudian Benigni mencopot salah satu kancing bajunya dan menjatuhkannya ke lantai dingin dan kotor seraya berkata : “Lihat, si Bartolomeo jatuh.” Sang anak tertawa.

Seatu hari tiba-tiba pasukan Jerman melakukan pembunuhan massal di kamp konsentrasi tersebut, setelah mengetahui bahwa pasukan sekutu akan menguasai kota Auschwit. Benigni harus menyelamatkan anak dan istrinya. Maka mereka berdua melarikan diri dari kamar untuk mencari tempat persembunyian. Benigni menyembunyikan sang anak di dalam sebuah kotak kecil. Benigni berkata : “Nak, hari ini adalah puncak permainan. Kita harus menang. Kau harus bersembunyi di dalam kotak ini dan jangan sampai terlihat oleh siapa pun karena semua orang akan mencari mu. Kamu harus mendapatkan hadiah tank.” Maka Benigni memasukkan anaknya kedalam kotak tersebut. Lalu Benigni mencari istrinya untuk menyelamatkannya pula. Sementara itu, proses eksekusi atau pembantaian berlangsung dengan keji. Pembunuhan massal dengan cara memasukkan para tawanan kekamar gas dan kemudian membakar mayatnya. Abu mayat beterbangan diatas kota Auschwit. Namun malang bagi Benigni, dia tertangkap oleh tentara Nazi. Dia digelandang oleh seorang tentara Nazi. Dan ketika mereka berjalan bertepatan melewati kotak kecil di mana sang anak bersembunyi, serta moncong senapan mengarah dibelakang kepala Benigni, sang anak menatap dari lubang persembunyiannya. Seketika, Benigni tersadar bahwa ia sedang diawasi anaknya, dan ia langsung berjalan dengan sikap tegak layaknya tentara yang sedang berparade sambil memberi hormat. Sang anak merasa tenang. Dua menit kemudian, terdengar suara tembakan menyalak di balik tembok. Benigni ditembak mati... namun sang anak belum menyadari. Ia masih tetap bersembunyi, sesuai pesan sang ayah. Tiga jam kemudian, tiba-tiba terdengar suara menderu-deru. Sebuah tank Amerika lewat didepan tempat persembunyian sang anak. Sang anak langsung meloncat keluar sambil menatap tank Amerika tersebut : “Ini hadiahku, aku menang ayah...” tank tersebut berhenti, seorang tentara Amerika mengangkat anak tersebut dan mengikutsertakannya masuk kedalam tank. Sang anak memenangkan permainan ini.

Ok, jadi dari kisah itu, trentu lw ‘dah ngerti ‘kan, Apa arti sebuah prinsip? (sok bijak). Dan bitu pula dengan cinta, perlakuannya akan saling berbeda antara manusia yang satu, dengan yang lainnya.

Dan gw pernah membaca sebuah hadits : “ bila seseorang mencintai, hendaklah ia menyatakan cintanya itu kepadanya” H.R abu daud. Dan dari situ, mungkin gw bisa mengambil sebuah keputusan sekaligus menjawab pertanyaan gw : Apa yang harus gw lakukan? Dan jawabannya adalah : gw harus menyatakan perasaan gw kepada dia, apapun jawabannya, apapun responnya,gw nggak peduli. Yang gw mau Cuma satu : dia tahu apa yang gw rasakan, nggak lebih! Tapi gw harus menunggu waktu yang tepat. Dan mungkin,

Gw masih terlalu pengecut dengan hal seperti ini!

0 Komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial