Hoeey!! Gue baru pulang dari Hotel Salak, ada festifal kebudayaan jepang disana. Ya, daripada ngupil berjam-jam tapi nggak ada hasilnya, ya kan? Nah, tadi gue kesana bareng sama Fickri, temen sekelas gue yang memang salah satu maniak yang berunsur jepang-jepangan.
Festifalnya ada dilantai dua, jadi harus naek tangga dulu. Tadinya sih gue mau pake kekuatan sihir gue, terbang pake sapu ijuk sakti. Tapi karena banyak manusia yang nggak bisa terbang pake sapu, gue ikut jalan aja. Takut jadi sombong nanti. Setibanya dilantai dua, banyak sekali terlihat stand-stand yang ngejualin barang-barang khas jepang. Kayaknya semuanya memang barang orang-orang Jepang. Ada kaos oblong yang ditengahnya ada tulisan “Jepang”, ada payung khas orang jepang juga, soalnya ditengah payungnya juga ada tulisan “Jepang” (he.he.. nggak lah, itu mah barang nggak-tau-malu namanye). Gue manggut-manggut. Sebelum nonton acara festifalnya, gue mau liat-liat stand dulu. Hmm.. barangnya bagus-bagus. Gue ngeliatin iket kepala ninja yang ada di film naruto. Gue meraba-raba iket kepala itu. Gue berharap suatu hari nanti gue juga bisa jadi ntinja, dan menyelamatkan dunia. “he..he..he..” gue ketawa pelan. Spontan orang-orang yang ngeliatin gue ketawa tiba-tiba ketakutan an menjauh. Nggak tau kenapa. mungkin mereka nggak bisa ngebayangin betapa kerennya gue klo make iket kepala itu. “he..he..he..” gue ketawa pelan lagi. semua orang langsung kabur.
Tiba-tiba siFickri ngomng. “Nas, mau beli itu?”
“Hmm..” gue mikir, “berapa harganya?”
“lima sampe sembilan ribuan kayaknya.” Kata Fickri.
Gue merogoh-rogoh kanton celana dan baju gue. Cuma ada satu keeping 500 rupiah disitu. “hmm.. nanti aja deh, cari yang lebih bagus.”
Setelah kita ngelilingin stand, kita langsung masuk ke ruangan ini tempat berlangsungnya acara. Acara yang akan disajikan banyak banget kayaknya, soalnya sampe 2-3 hari. Pas gue masuk, acara maih mau dimulai. Ada beberapa pembukaan dulu dari wali kota dan sejenisnya untuk meresmikan dimulainya “Bonenkai Festival”, festifal kebudayaan jepang. Tapi disana gue menemukan sedikit masalah kecil.
Gue nggak sepenuhnya ngerti apa yang diomongin sama pembawwa-pembawa acaranya. Bukan, bukan karena gue nggak bisa bahasa manusia. Pasalnya mereka keanyakan ngomong pake bahasa jepang, dan gue blon ngerti. Jadi gue Cuma ngikutin arus aja..
Saat orang-orang tepuk tangan, gue ikutan tepuk tangan. Pas orang ngangguk-ngangguk, gue juga ikutan ngangguk-ngangguk, pas orang-orang ketawa, gue juga ikutan ketawa. Pas orang-orang kentut, gue juga ikutan ketut. Semuanya yang melihat mungkin ngaggap gue bisa bahasa jepang, yang artinya gue berhasil (dan membuat gue tampak TOL*L). sampai pada saat si fickri ngomong…
"nas, Lo ngerti nggak?" Fickri ngomong dengan nada yang sama seperti dia ngomg ,"nas, lo cowok bukan?"
Gw terdiam. "Hm...."
"Hmmm ??"
"Pukul gue lima kali di luar ya..?!" gue nyerah. ketaun juga deh..
Fickri cuma cengengesan. "Hik..hik.."
gue ikutan ah.."hik..hik..hik.." tiba-tiba seorang cewek yang disamping gue langsung ketakutan.
*HENING*
Nggak ada hujan nggak ada upil, Tiba-tiba siFickri ngomong nggak nyambung. “Nas, lo nanti mau kuliah dimana? Di ITB aja yuk..”
Gue ngomong nggak kalah nggak nyambung, “eh, besok ke Kampung Budaya Sunda yuk, bareng sama si Angga..”
“oh..” kata siFickri
“oh…”
Gue ngomong nggak kalah nggak nyambung, “eh, besok ke Kampung Budaya Sunda yuk, bareng sama si Angga..”
“oh..” kata siFickri
“oh…”
*HENING*
(NB: Cuma orang-orang tertentu yang ngerti pembicaraan ini)
Tiba-tiba orang-orang disekitar gue ketakutan lagi. mungkin ini kali pertama mereka melihat gue, dan langsung terpana.
HMM….
HMM….
*HENING*
0 Komentar:
Posting Komentar