22 Desember 2007

About Tukang Cireng, Rapot, dan dunia

Hari ini adalah hari pembagian rapot sementara gue. Seperti bisa, gue selalu melemparkan tugas ini ke bokap gue, sem,entara gue berjemur (dijemuran baju) dirumah. Dan seperti biasanya juga, gue nggak menyia-nyiakan kesempatan yang langka ini untuk “merampas” bokap. Jadi, rencananya adalah seperti ini:

Begitu acara pembagian rapot udah mau selesai, gue cepet”nyusul kesekolah, dan nunggu bokap gue keluar, dan langsung beraksi begitu mau pulang ke rumah.

Gue : (sambil memegang perut, sok laper) Pa, disitu ada tukang cireng, beli ya…
Bokap : (ngeluarin dompet) nieh, jangan lama” ya!
Gue : (nyengir setan) kembalian buat anas ya… nanti pulang duluan aja…
Bokap : ………….
Gue : (melarikan diri sambil membawa rampasan)

Dan rencana itu udah bertahun-tahun sukses.
Tapi kali ini tukang cireng berkata lain.

Begitu gue nyampe disekolah, gue liat udah banyak ortu bersama peliharaannya pada balik. Gue agak negatip tiking, tapi gue nanya ke salah seorang temen gue untuk mendapat kepastian. Dan dia bilang,”kebanyakan sih udah pada pulang, tapi ada beberapa yang masih dikelas.” Tanpa nasibasi gue langsung kekelas, ternyata bokap udah nggak ada. Gue putus asa.
tadinya gue mau pake rencana B, yaitu nyamperin abang cireng, dan nanya,”bang, anaknya kerja dimana? (perhatian banget)” dan lalu (berharap) dia ngejawab sambil ngelempar se-dus cireng mentah ke gue,”gue masih jomblo onyon!”. Yah, lumayan buat digoreng dirumah. Tapi gue tau, ide itu kayaknya bukan ide bagus, jadi gue urungkan.And so, gue pun balik lagi kerumah dengan lubang idung hampa.
Yap, jadi gue kesekolah tadi nggak ngapa-ngapain : nyampe, nanya, pulang lagi (kayak orang kurang ngupil, nggak ada kerjaan), tapi gue dapet sedikit informasi, klo gue rangking 7. alhamdulillah.. meskipun nilai gue menurun dari semester kemaren, kayaknya karena kebanyakan nonton film Hamtaro (gue suka banget ama kartun ini! Mungkin udah keturunan).







bukan! ini bukan gue!

Anyway, berbicara soal rapot-rapotan, terkadang suka bikin marbot repot. Berdasarkan hasil penelitian gue dilab. Bawah tanah, menyimpulkan bahwa nggak sedikit pelajar yang (Cuma) karena rapot dia angus ber-ingus, semangat belajar mereka sedikit menurun karena ada sedikit rasa minder pada teman-temannya (PS: kesimpulan ini membuat gue menjadi salah satu nominasi pemenang hadian nobel perdamaian tahun depan). Menurut gue? Gue memandang rapot nggak lebih dari selembar nilai dan tulisan yang berisi pandangan guru terhadap kita. Maksudye? Iya, misalnya klo salahsatu mata pelajaran dirapot lo nilainya 5, itulah pandangan guru terhadap lo dalam mata pelajaran tersebut. Jadi, nggak ada istilah orang “bodoh” bagi umat manusia (sejauh lo masih mengaggap lo manusia). Ini Cuma tentang persepsi seseorang pada anak didiknya! Dan itu dimaksudkan untuk mengevaluasi kita, bukan membuat kita terpuruk dan fatal banget klo lo bener” udah meresapi dalam hati klo itulah kemampuan yang lo punya. Itu salah! Itu mengisyaratkan pada kita kalau lo mau dapet hasil yang “lebih”, butuh usaha lebih keras untuk mencapainya.
Oke, rapot gue memang nggak sebagus lo, tapi disini gue hanya menjalankan tugas gue untuk mencerdaskan masyarakat dunia (hewan) sebagai salah satu orang yang terpandang di (Ragunan) UNESCO! (wejangan mbah Marjian : mempercayai ini bisa menyebabkan sakit jiwa)
Oke, so… look around you! Keong-keong aja masih bisa hidup tanpa makan sate! (memang nggak nyambung, gue lagi kumat. Jadi harap maklum).

PS: thanks buat mietha (momonndutbgt@yahoo.co.id) yang udah ngasih masukan.

0 Komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial